Berawal dari obrolan ringan tentang idea bagai mana memanfa'atkan lahan sempit, mungkin terdengar cukup gila ingin menanam pohon yang tumbuh besar di lahan sepetak yang sempit (pekarangan rumah).
Tapi tidak ada hal yang sulit kalau kita mau belajar dan berinovasi. Obrolan demi obrolan berlangsung di barengi dengan senda gurau, sampai akhirnya munculah idea untuk membuka lahan perkebunan yang luas arealnya cukup besar (ukuran bagi kami) sekitar 200 bata, yang berlokasi di Kab.Tasikmalaya bagian barat berbatasan dengan Kab.Garut. Pemilik lahan tersebut mempunyai cita-cita ingin belajar melestarikan alam, menghijaukan kembali kampung kelahirannya yang kini mulai gundul dimakan zaman terseret arus zaman now hehehe... 😅
Tapi tidak ada hal yang sulit kalau kita mau belajar dan berinovasi. Obrolan demi obrolan berlangsung di barengi dengan senda gurau, sampai akhirnya munculah idea untuk membuka lahan perkebunan yang luas arealnya cukup besar (ukuran bagi kami) sekitar 200 bata, yang berlokasi di Kab.Tasikmalaya bagian barat berbatasan dengan Kab.Garut. Pemilik lahan tersebut mempunyai cita-cita ingin belajar melestarikan alam, menghijaukan kembali kampung kelahirannya yang kini mulai gundul dimakan zaman terseret arus zaman now hehehe... 😅
terutama beliau ingin memanfa'atkan lahan yang kurang produktif yang selama ini ditanami pohon albasia dengan hasil yang kurang memuaskan, menjadi lebih efesien dan optimal. sebagai perhitungan, lamanya waktu untuk masa panen kayu albasia memerlukan rentang waktu sekitar 5th baru bisa di tebang, dan kemudian menanam bibit baru lagi dan menunggu waktu panen lagi 5th kemudian bahkan lebih tergantung besarnya pohon tersebut, atas hal itu beliau berkeinginan gimana caranya dengan sekali penanaman (sekali modal awal) untuk tahun2 berikutnya tingal panen memetik hasil, dan gimana caranya agar setidaknya dapat memberikan motivasi bagi masyarakat sekitar untuk kembali menghijaukan daerah tersebut, dan tentunya akan menjadi salah satu penunjang meningkatkan perekonomian di wilayah tersebut. Maka dipilihlah metode "Sajeungkal oge kudu manfa'at" (setiap jengkal tanah dimanfaatkan/ditanami) yang meng adopsi dari berbagai sistem budidaya bercocok tanam seperti espalier, tree shapes, media tumpang sari dll. pada Tanggal 10 Januari 2019 kami mulai melakukan survei, tampa kami sadari hari tersebut adalah Hari Sejuta Pohon Sedunia, dan semoga pula apa yang kami cita-citakan memberikan sumbangsih yang bermanfa'at bagi semuanya.
"Semoga cita-cita kami dapat terwujud dan bermanfa'at bagi semuanya dan tentunya menjadi berkah dunia akhirat dan mendapatkan Ridho Illahi Robbi, Aamiin..."